Efisiensi bisnis di semua tingkat operasional sangat penting untuk keberhasilan e-commerce. Supply chain management merupakan komponen penting dari e-commerce. Supply chain management dalam e-commerce berfokus pada pengadaan bahan baku, manufaktur, dan distribusi produk yang tepat pada waktu yang tepat. Industri e-commerce tidak hanya sebatas membuat website dan menjual produk secara online. Ini mencakup konfigurasi produk, infrastruktur yang sesuai, logistik, pembayaran aman, dan supply chain management. Supply chain yang efisien mempercepat proses e-commerce untuk memenuhi harapan pelanggan.
Perkembangan rantai supply chain management saat ini sudah terlihat sedikit “kekacauan” dalam rantai proses antar rantai yang tampak seperti spaghetti terutama pada e-commerce. Proses supply chain dan logistik dalam e-commerce tidak hanya sebatas membuat website dan menjual produk secara online. Supply chain yang efisien mempercepat proses e-commerce untuk memenuhi harapan pelanggan. Efisiensi bisnis di semua tingkat operasional sangat penting untuk keberhasilan e-commerce. Supply chain management merupakan komponen penting dari e-commerce. Supply chain management dalam e-commerce berfokus pada pengadaan bahan baku, manufaktur, dan distribusi produk yang tepat pada waktu yang tepat, termasuk mengelola penawaran dan permintaan, pergudangan, pelacakan inventaris, entri pesanan, manajemen pesanan, distribusi dan pengiriman ke pelanggan.
Komponen Penting Pembentuk Supply Chain dan Proses Logistik Industri E-commerce:
Manajemen Inventaris, inventaris adalah komponen penting dari supply chain management. Menurut model inventaris tradisional, bisnis menggunakan gudang mereka sendiri untuk menjual produk langsung ke pelanggan. Tapi, sekarang sesuai dengan strategi pengumpulan risiko, bisnis e-commerce tidak menyimpan inventaris mereka sendiri dan malah mengalihkan inventaris mereka ke grosir yang lebih besar. Ini memungkinkan bisnis e-commerce untuk mengurangi risiko menyimpan inventaris mereka sendiri. Beberapa bisnis mengadopsi model dropshipping untuk inventaris. Menurut model ini, toko tidak menyimpan produk yang dijualnya di situs web, melainkan membeli produk dari pihak ketiga dan mengirimkannya ke pelanggan.
Reverse Logistics, bisnis e-commerce juga memiliki struktur SCM yang memerlukan logistik terbalik. Logistik terbalik diartikan sebagai perencanaan dan pelaksanaan pergerakan barang dari titik konsumsi ke titik asal. Hampir semua bisnis e-commerce menyediakan fasilitas pertukaran dan pengembalian. Ini meningkatkan kebutuhan logistik.
Yang Harus dimiliki untuk Supply Chain Management di E-commerce
Ketersediaan Produk dan Tingkat Layanan, Keberhasilan sebuah situs web e-commerce bergantung pada kepuasan pelanggan. Jika pelanggan tidak dapat membeli produk yang tepat pada waktu yang tepat, mereka akan segera beralih ke toko e-commerce lain. Tingkat layanan 95% produk ideal untuk kesuksesan e-commerce. Proses pengiriman yang lambat meningkatkan risiko kehilangan calon pelanggan dan bahkan dapat menimbulkan dampak negatif pada reputasi bisnis. Dari inventaris hingga logistik dan pembelian hingga manajemen pemasok, proses harus dikoordinasikan dengan baik dan dioptimalkan. Sekalipun satu tautan supply chain tidak berfungsi dengan baik, seluruh supply chain management akan gagal, yang mengakibatkan hilangnya pendapatan.
Ulasan Pelanggan, Reputasi bisnis e-commerce diukur dengan ulasan dan pengalaman pelanggan. Ini adalah faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan toko online. Mesin pencari perbandingan harga adalah titik kontak pertama untuk pembeli online. Pemeringkatan mesin pencari juga dilakukan berdasarkan ulasan pelanggan. Untuk mendapatkan review yang baik, diperlukan pengiriman produk yang tepat pada waktu yang tepat. Platform seperti Amazon dan eBay menggunakan figur kunci internal untuk menilai kredibilitas distributor. Platform ini memiliki target indikator kinerja kunci supply chain (KPI). Jika KPI di bawah nilai minimum tertentu, maka sanksi penangguhan akun dapat dikenakan.
Persediaan Berlebih Meningkatkan Biaya, Bisnis e-commerce berkembang pesat karena mereka mencapai batas pengelolaan inventaris. Dengan pertumbuhan bisnis, portofolio produk, basis pemasok, dan lonjakan pengembalian juga tumbuh dengan pesat. Meningkatkan persediaan secara drastis adalah kesalahan umum yang dilakukan bisnis e-commerce untuk memenuhi permintaan pelanggan. Inventaris mewakili sebagian besar dari total investasi bisnis e-commerce. Persediaan berlebih dapat bermutasi menjadi persediaan usang (modal mati) yang dapat menyebabkan peningkatan biaya.
Supply Chain Management terus berkembang, yang pada akhirnya memungkinkan pemasok untuk beroperasi lebih efektif dan efisien di seluruh lini. Perkembangan teknologi berjalan seiring dengan masa depan supply chain management. Mungkin dalam waktu dekat akan ada banyak perusahaan yang menggunakan teknologi lebih modern untuk meminimalisir anggaran dan juga mencegah terjadinya praktik outsourcing, seperti penggunaan Autonomous Mobile Robot (AMR) kemungkinan akan diadopsi oleh lebih banyak perusahaan. Dalam mengadopsi teknologi ini, perusahaan akan dapat mengotomatiskan dan menyederhanakan proses pengambilan dan pengemasan secara khusus. Ini bukan berarti bahwa teknologi robotik akan sepenuhnya mengambil alih proses tertentu di sepanjang rantai supplier. Setidaknya di masa mendatang, tim rantai supplier masih perlu memiliki pendekatan langsung ke berbagai proses mereka. Misalnya, sementara teknologi AMR berfokus pada otomatisasi proses pengambilan barang, hal itu bergantung pada informasi dari sistem manajemen gudang perusahaan seperti yang dikelola oleh tim rantai supplier untuk melakukannya.
Jadi, saat ini, sangat penting bagi tim rantai supplier untuk memahami pentingnya menggabungkan teknologi ke dalam proses mereka sehingga tidak merasa terintimidasi olehnya. Lalu, teknologi juga memungkinkan pengoptimalan modal kerja dalam memungkinkan tim rantai supplier membuat keputusan dinamis hampir secara real-time. AI dan machine learning dapat memberikan insight instan tentang tren, prakiraan, dan variable lain, yang pada gilirannya memudahkan tim untuk mengetahui jalur mana yang paling hemat biaya untuk diambil.